Jakarta - Meski sudah menjadi kandidat calon Wakil Bupati Bekasi, Ahmad Dhani belum memutuskan untuk masuk partai politik. Padahal sudah banyak partai yang melamar musisi kondang itu untuk menjadi kader.
"Karena memang saya sebagai wajah baru, nama baru dalam dunia politik, di bulan-bulan ini memang saya banyak ditawari untuk jadi kader partai politik," ungkap Dhani saat berbincang di kediamannya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan,
Dhani dipasangkan dengan kader PKS Sa'duddin untuk maju di Pilbup Bekasi itu. Pasangan SAH (Sa'duddin-Ahmad Dani) ini setidaknya telah didukung oleh dua partai yakni PKS dan Gerindra. Kedekatan Dhani dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto membuat banyak pihak berharap agar Dhani bisa masuk ke partai politik tersebut.
"Sampai saat ini, tanggal 19 September belum (jadi kader Gerindra). Pak Prabowo sendiri tidak pernah meminta saya untuk jadi kader. Mungkin beliau percaya saya meski bukan kader, saya adalah loyalis dan setia terhadap Prabowo," ujarnya.
Lantas apa Dhani ingin menjadi kader Gerindra atau tetap memilih sebagai loyalis?
"Saya sih tergantung ya, tergantung dari Pak Prabowo. Karena kalau saya jadi kader itu saya mau dijadikan apa di dalam partai itu sendiri? Perlu ada pembicaraan yang cukup dalam, antara saya dengan partai tersebut. Dijadikan kader untuk dijadikan apa?" jawab Dhani.
Saat pilpres tahun 2014, bos Republik Cinta Management tersebut memang sering mengikuti kegiatan kampanye Prabowo yang kala itu menjadi capres. Tak sedikit artis-artis binaan Dhani tampil dalam acara timses Prabowo dulu.
"Saya sebenarnya tertarik secara pribadi dengan Pak Prabowo. Pak Prabowo dengan saya punya perhatian yang lebih juga. Kemarin waktu anak saya lahir yang laki, Pak Prabowo menyempatkan datang ke rumah saya untuk menengok. Itu buat saya adalah sesuatu yang cukup berkesanlah. Saya dan Pak Prabowo itu dekat banget," urai dia.
Dalam perbincangan santai di rumahnya itu, Dhani pun mau buka-bukaan. Ia mengaku sudah sejak lama dilamar partai politik. Setidaknya bukan baru beberapa bulan belakangan setelah namanya dikait-kaitkan untuk maju di Pilgub DKI melawan kandidat petahana Basuki T Purnama (Ahok).
"Saya pernah ditawari Pak Syarief Hasan (Waketum Partai Demokrat), saat itu mau ada Munas di Surabaya. Saya ditelepon malam-malam, saya disuruh ke Surabaya besok pagi. 'Mas Dhani masuk Demokrat ya'. Saya kan bingung, masak dalam waktu semalam harus berpikir 'yes besok berangkat'. Kan nggak seperti itu," kata Dhani.
Menurutnya untuk masuk di partai politik, perlu ada pembicaraan panjang. Perlu ada kesepahaman antara dirinya dengan partai yang melamarnya.
"Ya. Karena gara-gara Ahok ini kan partai-partai jadi berhati-hati dalam memilih calon kepala daerah. Partai semakin hati-hati, mereka nggak ingin punya kader seperti Ahok," sebut dia.
Ternyata bukan hanya Gerindra dan Demokrat yang menginginkan Dhani untuk menjadi kadernya. Pentolan Band Dewa 19 itu ternyata cukup laris manis di kalangan politik.
"Sebelum saya punya passion kuat dalam dunia politik, saya punya passion di politik tapi tidak sekuat sekarang, tidak sekuat setelah Jokowi dan Ahok memimpin di negeri ini. Tahun 2013 saya pernah dilamar oleh NasDem. Saya sudah pernah duduk bersama Bapak Surya Paloh (Ketum NasDem) dan Bapak Tommy Winata. Saya sudah pernah duduk bareng bertiga. Untuk menjadi salah satu ketua di NasDem," aku Dhani.
Bahkan Ketua Fraksi NasDem DPR Viktor Laiskodat disebutnya pernah meminta ia langsung untuk menjadi salah seorang partnernya dalam mengurus partai. Hanya saja penawaran NasDem belum ia terima.
"Bang Viktor bilang dia tidak ingin Ahmad Dhani jadi anggota legislatif. Tapi butuh sparing partner dalam berpikir. Thing tank gitulah. Tapi saat itu saya passionnya belum kuat sehingga saya belum bisa menerima ajakan dari NasDem," tuturnya.
"Sama Pak Wiranto (Ketum Hanura) bahkan saya sudah dijaketin. Pak Wiranto punya tuh foto saya pakai Jaket Hanura tahun 2013, sama," imbuhnya.
Politisi PDIP Effendy Simbolon diakui Dhani juga pernah mengajaknya untuk masuk ke partai berlambang banteng itu. Hanya saja itu ajakan individu bukan resmi seperti dua partai sebelumnya.
"Jadi sudah sejak 2013. Bukan baru-baru ini. Kalau secara pribadi Mas Effendy Simbolon juga pernah melamar. Tapi bukan Megawati-nya. Kalau NasDem kan saya langsung, sama Hanura sudah dijaketin dan difotoin. Itu sebelum pilpres," ucap Dhani.
Di tahun 2016 ini Dhani semakin digandrungi partai politik. Sebut saja Demokrat, PAN, bahkan PKS sebagai partai yang menaungi pasangannya di Pilbup Bekasi.
"Kalau sekarang yang sudah melamar ya Demokrat. Lalu PAN kemarin juga pak Sekjennya bilang 'kita berharap Mas Dhani jangan bosan kalau nanti diajak sama Mas Anang, Pasha, atau Mas Eko jadi kader PAN'. Tapi saya masih belum menjatuhkan pilihan kemana-mana," papar dia.
PKS tak bisa mengusung pasangan dari kader sendiri di Pilbup Bekasi karena kekurangan kursi di DPRD. Padahal Sa'duddin sudah menyatakan keinginannya agar Dhani bisa masuk ke partainya.
"PKS pun kalau saya bersedia juga mau. Pak Sa'duddin pun sudah ngomong, 'Saya sih kalau Mas Dhani nggak keberatan, mas Dhani langsung PKS aja'. Tapi karena PKS hanya punya 5 kursi, dia harus bersama partai lain. Realitasnya seperti itu. Kalau mereka bisa ngusung sendiri dengan 10 kursi mungkin saya yang dilamar PKS untuk jadi kader PKS. Kan jenggotnya sudah cocok," beber Dhani sambil bergurau.
Hanya tiggal Golkar, PKB, dan PPP yang belum melamar pria asal Jawa Timur itu menjadi kader mereka. Namun Dhani mengaku memiliki kedekatan dengan Ketum Golkar Setya Novanto.
"Kalau sama Pak Setnov saya dekat, kalau diingat di peristiwa Papa Minta Saham, saya satu-satunya orang yang membela Setya Novanto. Tapi ya sekedar berteman saja, tidak ada kedekatan politik. PPP dan PKB nggak," jelas dia.
Buat Dhani, bidang politik sudah dikenalnya sejak kecil. Meski ia besar karena karier bermusiknya, jiwa politisi sudah kental mengalir di darahnya.
"Kalau dari darah ayah saya adalah politisi. Ayah saya anggota DPR-GR tahun 1968 dan pensiun tahun 1971. Kakek saya TNI AD, pejuang 1945. Jadi sebenarnya kalau secara genetic saya itu politisi dan tentara itu kental. Orang nggak banyak tahu saya anak politisi dan cucu dari pejuang '45. Latar belakang sudah ada," terang Dhani.
"Kebetulan saya punya citra rasa seni yang baik aja. Sehingga saya mendapatkan rezeki dari membuat hasil karya seni. Sebenarnya passion dan darahnya di politik. Begitu juga nanti dengan anak-anak saya, Al, El, Dul. Suatu saat. Mungkin mereka sekarang belum merasakan, suatu saat mereka akan terpanggil untuk itu," tambahnya.
Lantas jika kelak memutuskan untuk masuk partai politik, kemanakah pilihan akan berlabuh?
"Saya tetap menjadikan option pertama dari Gerindra. Karena toh pak Sa'duddin melamar saya menjadi wakil bupati mereka berharap saya mendapat rekom dari Gerindra. Dan rekom dari Gerindra adalah rekom yang pertama kali keluar, di luar partai lain," jawab Dhani mengakhiri.
(elz/Hbb)
0 komentar:
Posting Komentar